Relasi Kekuasaan dengan Media

Jumat, 25 Juli 2008

RELASI KEKUASAAN DENGAN MEDIA

Gigih Sari Alam

Media massa sebagai sebuah institusi yang tidak hanya terlepas dari konsekuensi ekonomi juga merupakan institusi yang penuh dengan kepentingan politik, ekonomi dan hukum, karenanya media dipandang sebagai alat kekuasaan yang efektif dalam pembentukan wacana.[1] Dalam permasalahan institusi media massa dipandang sebagai sebuah industri pembentukan wacana, menurut pandangan konstruksionis tidak ada yang objektif dalam proses produksi berita oleh media massa. Media merupakan perpanjangan dari dari kekuasaan, baik itu sosial, politik maupun ekonomi, dan siapa yang mempunyai akses kuat dalam pembentukan wacana maka ia lah yang menang.

Hubungan antara institusi media dengan kekuasaan inilah yang dilihat oleh Jay Blumler dan Michael Gurevitch dalam mengamati dominasi media terhadap kekuasaan, pertama adalah dominasi negara terhadap media, bentuknya adalah berupa kontrol terhadap penunjukan staf, kontrol sirkulasi keuangan dan kontrol terhadap isi dari berita.

Kedua, dominasi kepentingan kelompok terhadap media, bentuknya berupa dominasi kekuasaan kelompok kepentingan terhadap media dimana kelompok kepentingan itu berkaitan dengan dengan hidup mati secara langsung, khususnya pada pemiliknya seperti kepemilikan (saham), subsidi keuangan, keanggotaan dalam struktur direksi atau jajaran editor dan redaktur.

Ketiga, interaksi atau intersubjektifitas antara elite politik dengan elite media. Keempat, nilai objektif yang berlaku pada media tersebut, artinya nilai-nilai objektif itu antara lain kepercayaan mengenai kewajiban kepada khalayak, penekanan kepada kebutuhan untuk menguasi keahlian komunikasi, kepercayaan terhadap fungsi ‘anjing penjaga’ dan kebutuhan personil media mengadopsi sikap oposisi dalam interaksi atau hubungan mereka dengan akses kekuasaan serta komitmen terhadap kriteria "objektif" tentang etika media massa.

Pendekatan Blumler dan Gurevitch di atas dapat ditafsirkan bahwa media secara langsung atau tidak, merupakan entitas kelompok yang mempunyai kepentingan, sehingga pemberian legetimasi atau delegitimasi terhadap individu atau kelompok tertentu menunjukan suatu dominasi sesuatu kekuasaan terhadapnya. Maka implikasinya adalah media massa menampilkan wacana-wacana yang tidak hanya berbeda, mungkin akan bertentangan, berkonflik, dan mengambil posisi tertentu dalam isu tertentu.


Next Page .....

[1] Dennis Mc. Quail, Op. Cit, hal. 81-82.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar anda .....
Terima kasih.

 
 
 
 
Copyright © Gigih Sari Alam