Suara Pembaruan dengan Misi Parkindo

Jumat, 25 Juli 2008

Suara Pembaruan dengan Misi Parkindo


Gigih Sari Alam


Suara Pembaruan adalah koran yang diciptakan sebagai pengganti Sinar Harapan yang dibreidel tahun 1986. Harian Sinar Harapan dibatalkan SIUPP-nya pada tanggal 8 Oktober 1986, dan kemudian terbit kembali dengan nama Suara Pembaruan pada tanggal 4 Februari 1987. Pergantian tersebut diikuti dengan pergantian PT Sinar Kasih sebagai penerbit Sinar Harapan diganti menjadi PT Media Interaksi Utama, sebagian besar dari wartawan Sinar Harapan ditampung, hanya pemimpin redaksi Aristides Katoppo dan pemimpin umumnya H.G. Rorimpandey digantikan oleh Albert Hasibuan.

Gerard H. Rorimpandey, tidak hanya sekedar nama. Putera Minahasa kelahiran Poso, 85 tahun lalu, tidak hanya menjadi pelajar di Bandung pada masa mudanya. Ia tidak hanya menjadi pejuang di masa perang revolusi kemerdekaan Indonesia, ketika bergabung dalam Laskar KRIS Bandung. Ia tidak hanya pernah berangkat TNI di akhir 1940-an. Tetapi lebih dari itu, membaktikan diri sebagai "Perintis Pers Industri."

Namanya mulai mencuat ketika ditunjuk oleh kawan-kawan seperjuangannya, seperti ARSD "Bart" Ratulangie, Ds. Wim Rumambi, Alex Wenas dan lain-lainnya untuk mengelola harian Sinar Harapan, yang didirikan pada 27 April 1961, dan waktu itu berafiliasi pada Partai Parkindo. Tetapi sejak pertengahan 1960-an media ini berhaluan independen.

Sekalipun membawa misi Kristiani dengan dasar semboyan: "Memperjuangkan Kebenaran dan Keadilan Berdasarkan Kasih," media bervisi pluralistik ini mendapat tempat terhormat kalangan pembaca luas dari Sabang sampai Merauke. Media ini, karena begitu disegani mempertahankan nilai-nilai keadilan untuk kepentingan nasional dan rakyat banyak, hingga menjadi korban ketidakadilan di masa Orde Baru, hingga menjadi korban breidel sampai tiga kali.

Sekalipun seangkatan dengan Mochtar Lubis, Rosihan Anwar, ataupun B.M. Diah, Rorimpandey memang tidak setenar mereka yang lebih menonjol dengan karya-karya tulis mereka. Tetapi satu hal yang sangat menonjol dari Rorimpandey adalah sebagai pengelola wartawan. Karena, "wartawan itu berproduksi, untuk itu kita selalu harus memperhatikan dan memberi kecukupan untuk meningkatkan kualitas produksi mereka." Dari pemikiran ini hingga Rorimpandey mendapat predikat, "Perintis Industri Pers." Hal ini ditandai ketika Sinar Harapan menjadi media nasional pertama yang memiliki 16 halaman dan dikelola secara profesional pada 1972.



Next Page .....

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Dasyat juga isi blognya. bleh dong tambahan isi tentang analisis framing nya.

Posting Komentar

Silahkan beri komentar anda .....
Terima kasih.

 
 
 
 
Copyright © Gigih Sari Alam